Sabtu, 21 April 2012

Final Tokyo Dome


Author : Febryana

POV   : Hero jaejoong

BGM  : Kiss The Baby Sky-DBSK


Aku duduk di tepian panggung, memandang ke segala penjuru, sebuah tempat megah yang baru saja ditinggalkan oleh penontonnya kini terlihat sangat lengang, 3 jam yang lalu tempat ini bagaikan lautan merah, tangis dan jeritan penonton menghiasi tiap detik lagu dan musik yang kami bawakan, semua masih terpeta jelas di ingatanku, mereka semua masih mencintai kami.

"Hyung, ini__," Junsu datang menghampiriku, menyodorkan sebotol air mineral.

"Gomawo, Junsu-ah," aku mengambil botol itu dan meneguknya hingga tersisa separuh.

"Kau mau disini sampai kapan, Hyung?" Junsu menatapku simpatik, kurasa dia terlalu berlebihan tentang ini.

"Sampai kau berhenti memandangku seperti itu__" Aku nyengir.

Junsu terkekeh.

Kini tatapan Junsu menerawang jauh ke depan. "Kita kembali lagi kesini, Tokyo Dome, puncak dari segala impian dan harapan," sinar kebahagiaan bercampur kekecewaan terpancar dari kedua matanya.

Aku hanya bisa tersenyum miris. "Kau benar, Tokyo Dome, yang penuh kenangan__."

"Andai saja, kita kembali berdiri disini berlima, ini pasti akan menjadi yang terhebat." Junsu mengusap kedua matanya.

Aku menatap dongsaengku ini, selama ini mereka yang selalu menguatkanku disaat aku mencapai titik nadir dalam kisah pengkhianatan yang dibuat untuk memojokkkan kami, sekarang giliranku yang menguatkannnya.  Kini aku menggantikan peran Yunho, menjadi hyung bagi mereka.

"Kuatkan dirimu, Junsu-ah. Kita masih berlima, hanya terpisah sebentar, bukankah kau meyakininya?" Aku menepuk-nepuk punggungnya pelan. Tiba-tiba mataku terasa panas.

Junsu mengangguk setuju, masih menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

Kulingkarkan tanganku di bahunya, "Yunho pasti tak mau melihatmu menangis seperti ini dan Changmin pasti akan mengejekmu sebagai paman-paman cengeng,"aku meringis jahil.

Junsu tersenyum tipis di sela-sela tangisnya.

"Maafkan aku, hyung__," Junsu menatapku dengan kedua matanya yang memerah.

"Hei, ini sudah yang keseratus kalinya." Aku mencoba terlihat seserius mungkin.

"Karena aku, kita__ Kau," ia kembali menyeka sebulir air mata yang menetes di pipinya.

Aku tersenyum, mencoba mengerti beban dan derita yang ia tanggung saat ini.

"Ternyata kau lebih cengeng daripada Yoochun," aku mengenggam erat tangannya, "Dengarkan aku Junsu-ah, semua ini pilihanku dan aku tak menyesalinya, jadi berhentilah menganggap dirimu sebagai orang yang patut disalahkan atas semua ini__."

"Tapi, aku tidak tahan melihatmu seperti ini terus-terusan, hyung." Ia menatapku simpatik, "Kau akan lebih bahagia berada bersama seperuh jiwamu__."

My other half? dia, orang yang paling bodoh sedunia, lubang besar yang ia tinggalkan di hati kami menyisakan kehampaan yang begitu menyakitkan. Dia akan menyesal membiarkan kami pergi seperti ini.

"Saat ini yang kubutuhkan adalah kalian, belahan jiwa yang mempercayaiku," Aku mengelus kepala dongsaengku ini. "Jadi jangan pernah mencoba berpikir untuk meninggalkanku, Arra?"

"Hei !!! Kalian sedang apa? Kenapa aku tidak diajak?!!!" Suara Yoochun menggema, aku menoleh ke belakang, mendapati dirinya berlari kearah kami.

"Hyung, kau pilih kasih__," Ia merangkul kami dari belakang, memasang tampang cemberut-memajukan bibir bawahnya, dasar kekanakan, batinku geli.

"Ya! Hentikan, wajahmu terlalu tua untuk memasang ekspresi seperti itu !" aku menjitak kepalanya pelan.

"Owh, Junsu-ah, kau menangis?" Ia menyadari ada yang aneh dari wajah Junsu, "Hyung! Apa yang kau lakukan pada Junsu-ku?!!!"

Junsu terkekeh.

Aku memutar bola mataku."Aish jinjja, jangan mulai lagi bertingkah sebagai YooSu couple di depanku," aku berdiri dari dudukku, meregangkan sendi-sendi yang mulai kaku.

"Kajja, ayo kita pulang," Aku menoleh kearah dua dongsaeng kesayanganku ini, Yoochun masih saja merapat pada Junsu, berbisik-bisik menanyakan apa yang baru saja terjadi pada kami berdua.

Kami meski cuma bertiga, tapi semakin dekat, aku memasukkan kedua tangan ke saku celanaku, dan melangkah meninggalkan panggung megah ini, Tokyo Dome, tempat dimana semua berawal dan berakhir.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar