Kamis, 09 Juni 2011

Hari ini sangat indah, langit biru dengan gumpalan awan putih menggantung di atas sana, aku mendongak ke atas, kelopak sakura musim ini gugur satu persatu terbawa angin musim semi, kukayuh sepedaku lebih cepat menyusuri pertokoan yang sudah menampakkan aktivitas paginya, aroma jalan bekas hujan kemarin masih terasa.
Pagi yang menyenangkan dengan segala senyuman “Ohayo...!!!”
Kupelankan sepedaku menyusuri sungai yang membelah kota, aku berhenti disana, melihat bangunan-bangunan menjulang tinggi, dengan sensasi kelap-kelip akibat terpaan sinar matahari, aku puas bersepeda pagi ini, aku berbalik melihat sekeliling, menanti seseorang yang sedari tadi membuat jantungku berdegup tak karuan
“Ohayo !!!” ia menepuk punggungku dari belakang, setengah mati aku menahan ekspresi kagetku, jantungku masih berdegup kacau
Seperti biasa, kau menyodorkan sebotol air mineral kepadaku, dan kita mulai memandang gedung-gedung, langit biru, sungai yang membelah kota, dengan sejuta tawa menghiasi perbincangan pagi ini...
Senyuman pagi yang sungguh berkesan
(Backsound : Disco Drive-Super Junior)

Perjalanan

Sebuah jalan yang kutempuh untuk merangkai lima huruf yang familiar bagiku tapi mungkin tak berlaku bagimu
Sebuah jalan yang berliku dengan semak murberry yang menghiasi sepanjang bibir jalan, ada sensasi berbeda saat aku melewatinya, ada perasaan bahagia yang membuat kakiku melangkah dengan begitu ringan
Sebuah jalan dengan pohon maple di kanan kirinya, daunnya yang menguning beterbangan ditiup angin musim gugur, ada sensasi berbeda untuk saat ini, sebuah kesedihan melihat perasaanku yang dulu begitu membahagiakan mulai menghilang satu persatu
Sebuah jalan yang tertutup salju, aku melihat bekas sepatumu yang terpeta di atas jalan bersalju ini, muncul sebuah harapan lagi dalam benakku, tapi aku tak melihat dirimu, kau sudah jauh meninggalkanku, udara dingin menyerangku, terlalu sulit bagiku untuk mengejarmu sekarang
Tibalah aku di ujung jalan dengan padang rumput bunga daisy di depannya, semua perasaan itu tiba-tiba muncul lagi, aku merasa dipermainkan lagi, kau dengan segala sesuatu tentangmu bisa membolak-balik hatiku dalam sekejap, aku ragu apa lima huruf yang familiar bagiku itu masih berlaku bagi jalan kehidupanku yang makin menyakitkan ini

Shinning Star

Masih ingatkah dirimu saat aku menunjuk bintang disana,
“ Itu adalah shining star-ku ”, kataku
tapi kau hanya terkekeh dan mengataiku ,” Hei !!! Kau bukan anak kecil lagi...”
Aku memasang tampang cemberut, tapi kau hanya tersenyum kecil
Diam-diam aku melirik kearahmu, kau sedang tersenyum sambil melihat bintang-bintang disana
“Kau yang kekanak-kanakan...” desisku pelan
Kau menoleh ke arahku dengan satu alis terangkat, “Apa kau bilang ?”
“Tidak ada...” aku mulai memain-mainkan telunjukku
“ Aisss...dasar kau !!!” kau berbalik dan mulai melangkah meninggalkanku
“Hei...tunggu, jangan tinggalkan aku, aku tak tahu jalan pulang !!!” aku terseok-seok melangkah diantara semak ilalang, berusaha mengimbangi langkahmu
Tiba-tiba kau berhenti “Akui saja...aku adalah shining star-mu kan?,” kau memasang tampang sombongmu
“Wei? Kenapa kau begitu percaya diri? Jezz...” aku berdecak heran
“Kau kehilangan arah tanpaku, aku adalah shining star-mu, aku yang akan menunjukkan jalanmu...Kau mengerti?”
“Kenapa kau harus jadi shining star-ku? Aku menolak...” aku membuang muka
“Kau !!! Ok...Kalau begitu cari jalan pulang sendiri sana?” kau mempercepat langkahmu
”Hah !!! Ei...tunggu...tunggu aku...” aku mulai takut kehilangan jejakmu,“Shining star-ku...tunggu !!!”
Kau berhenti, berbalik menatapku sambil nyengir, dengan sedikit berlari aku sudah bisa menempatkan diri di sampingmu.
“Hah...mana ada shining star sekejam dirimu?” aku memukul bahumu, kau terkekeh
“Kau mengakuinya, kan? Aku memang shining star-mu”
“Sekarang kau yang kekanak-kanakan...” cibirku
“Jadi...?” kau mencondongkan tubuhmu ke arahku
“Ok, my shining star...”
Kau tersenyum puas
(Backsound : Shining Star-Super Junior)

One fine Spring Day

Anyeong !!!
hohoi,ini nih q mo nepaatin janjiku bwt nge-post tulisan-tulisan gaje akibat ndengerin lagu-lagu suju #plak, pde banget ya, berhubung sya sedang senang, dan mumpung g punya kerjaan, silahkan dinikmati ya...

Oiya, tulisan ini terinspirasi dari lagu suju, lagunya bgus2, ok2, silahkan dinikmati dan dicomment*maksa

Suatu hari di awal musim semi aku melihatmu melangkah dengan kemeja berwarna abu-abu, lalu kau duduk di kursi halte bus, dengan tangan terlipat di depan dada, kau melirik jam tanganmu kembali, aku berusaha memusatkan konsentrasiku untuk membaca buku biologi yang sedari tadi hanya terbuka di halaman yang sama, tapi aku tak mau melewatkan setiap gerakmu lewat sudut mataku, angin musim semi berhembus membalikkan halaman bukuku, aku tersentak, aku mulai sibuk mencari-cari halaman yang tadi berusaha kubaca, kau mencondongkan kepalamu melihat tingkahku, aku hanya tertunduk malu, kau membuka mulutmu, tapi...busnya datang, kau memalingkan pandanganmu dariku ke bus yang berhenti tepat di depan halte ini, kau berdiri dan melangkah ke arah pintu bus yang sudah terbuka, aku mengangkat kepalaku, aku ingin mengatakan sesuatu, tapi sulit sekali membuat mulutku bersuara, aku menggigit bibir bawahku, mataku panas dan berair, aku memandangi punggungmu, dan tiba-tiba kau berbalik, menatapku, dengan senyuman tipis, kau mengakhiri pertemuan ini.

Suatu hari di akhir musim semi, aku duduk di kursi halte yang sama, kulihat sekeliling, 5 menit, 10 menit,...1 jam, aku masih berada disini, sudah 7 bus bergantian berhenti di halte ini, alih-alih naik, aku malah tetap duduk di kursi ini, meremas tanganku yang mulai kedinginan, udara dingin menjelang musim gugur mulai merayapi sekujur tubuhku, aku berdiri mengebaskan tanganku, “mungkin bukan hari ini...”, batinku.

Suatu hari di musim gugur, aku melangkah menuju halte itu lagi, daun-daun kering beterbangan ditiup angin dingin, yang terpaksa membuatku mengeratkan syal yang melingkar di leherku, aku melihat kursi halte dengan sendu, “bukan hari ini juga...”, batinku.
Suatu hari, aku duduk di kursi halte ini untuk kesekian kalinya, dengan harapan dan perasaan yang masih sama, tiba-tiba hujan turun, orang-orang berlarian mencari tempat untuk terlindung dari rintik hujan yang makin deras, payahnya, aku lupa membawa payung, beberapa detik kemudian, orang-orang mulai memadati halte bus ini, mereka menutupi pandanganku dari bus yang baru saja berhenti di depan halte, aku berdiri dari dudukku, aku melihatmu, kau membelah kepadatan orang-orang, lalu berdiri tepat di sampingku, kau masih sama seperti saat pertama kali aku melihatmu, saat itu aku terlalu terkejut melihat kemunculanmu, hingga sekujur tubuhku terasa kaku untuk digerakkan, tapi ada sensasi hangat menghiasi hatiku, aku tersenyum memandangi dirimu yang sedang sibuk mengacak-acak rambutmu yang basah, kau melirik ke arahku, dan tersenyum tipis.

“A...” aku berusaha membuka pembicaraan, tapi...

“Oppa !!!,” gadis itu berlari ke arahmu dengan payung birunya

“Oppa...?” aku berbisik dengan nada getir

Matanya sangat cemerlang memandangmu, ia menggenggam tanganmu dengan erat, walaupun aku tak tahu siapa dia, tapi aku merasa, ia juga sudah lama menunggumu...sepertiku, tapi aku yakin kau pasti tahu kalau dia menunggumu, dan tentu saja kau pasti tak sadar kalau aku juga melakukan hal yang sama sepertinya, hanya saja...
Aku bisa mendengar tawa gadis itu dan melihat tingkahnya dari sudut mataku, tawa bahagia yang menyakitiku, ada sensasi sesak dalam hatiku, aku merasa bodoh sekali, aku beranjak dari tempatku berdiri, mulai melangkah menjauhimu...
Aku terhenti, kupandang langit gelap dan hujan yang belum berhenti, kubiarkan hujan membasahiku, kuharap ini dapat menghilangkan perih yang kurasakan sat ini, aku melangkah lagi dan mulai belari, dengan air mata yang meleleh di pipiku, aku ingin menjauhi semuanya...
aku ingin menjauhi halteku, menjauhi tempat dimana musim demi musim kulewati dengan penuh penantian...
(Backsound : One Fine Spring Day-Super Junior)