Rabu, 29 Desember 2010

Hari ini aku menangis

Hari ini aku melihat kenyataan pahit yang ada di dunia ini, mataku terbuka setelah menonton salah satu realiti show yang benar2 menggugah jiwa, sudah sering aku menonton acara ini, tapi kali ini ada sesuatu yang berbeda. Hatiku tersentuh, jiwaku seakan ikut berduka, hanyut dalam penderitaan hebat yang begitu berat bila ditanggung sendirian oleh seorang ibu yang tegar dan tangguh.

Bagi teman-teman yang membaca tulisan (kisah nyata) ini, tolong renungkan.

Bagi dokter yang membaca tulisan ini, tolong berikan bantuan tanpa mengharap imbalan, apabila kalian menemukan orang-orang seperti mereka.

Bagi calon dokter yang membaca tulisan ini, ingatlah menjadi dokter itu bukan untuk kesombongan,bukan untuk kekayaan, bukan untuk menjadi orang yang terpandang, belajarlah giat, sembuhkan orang sakit sebanyak mungkin, jangan menyembuhkan orang yang sakit hanya karena dibayar, gaji kalian bisa kalian sisihkan sebagian untuk membantu mereka, atau gunakan jasa kalian sebanyak-banyaknya untuk mengobati mereka tanpa memungut imbalan.

Bagi pemerintah dan orang-orang kaya di luar sana, perhatikan dan bantulah mereka, mereka saudara kita.

Inilah kisahnya, di keramaian kota, seorang gadis kecil datang menawarkan gelas bekas seharga 30ribu, dengan alasan untuk membeli obat bagi neneknya yang sakit, kesana kemari ia melangkah menawarkan dari satu orang ke orang yang lainnya, tak ada yang peduli, bahkan banyak yang hanya memandang jijik.

Lalu datang seorang ibu, yang bersedia menampung keluh kesah gadis kecil itu, ia dengan ikhlas memberikan sisa uang yang masih ada di dompetnya, memang tak seberapa, uangnya yang tadi sudah digunakan untuk membelikan susu bagi anaknya yang juga sedang menderita, terbujur kaku, di rumah yang jauh dari bayanganku sebelumnya, rumah bambu yang beralas tanah liat, dengan penerangan seadanya dari lampu petromax yang sudah berkarat, ibu itu menghitung uangnya dengan tangan gemetar, air matanya pun tak terasa mengalir, pikirannya terbang menuju anaknya yang terbaring di rumah.

Ibu kok menangis?

Ingat anak, anak saya juga sakit dirumah, kepalanya besar, sudah operasi, tapi tidak sembuh2.

Tangannya yang penuh gurat-gurat kelelahan gemetar memberikan uang 30rb kepada gadis kecil itu, ibu itupun pulang dengan mengusap air matanya, namun aku tahu di balik kepedihan hatinya, ia masih bersyukur karena hari ini ada susu untuk anaknya.

Kisah ini adalah kisah nyata, aku pun begitu sulit untuk mempercayai hal ini, tapi ini memang ada, perjuangan seorang ibu yang tak kenal letih merawat anak bungsunya yang menderita Hydrocephalus, sebuah penyakit yang menghujam hati sang ibu, tak terbayangkan sebelumnya olehku, begitu banyak orang-orang yang menderita, dan kisah ibu ini begitu mempengaruhi hati kecilku, aku merasa bersalah, dan malu pada diriku sendiri, aku kasihan padanya, tapi apa yang dapat kulakukan ?tak ada, andai Allah memberikan kesempatan bagiku untuk menjadi seorang yang dapat mengobati peluhnya, andai aku bisa mengoperasi anak itu, andai kubisa memberikan pundakku sebagai tempatnya menumpahkan segala penderitaan, peluh, dan rasa lelahnya.

ia tak punya suami lagi, tak ada pasangan hati yang dapat dijadikan penopang dukanya, suaminya telah tiada, meninggalkan dunia ini untuk menghadapNya, kurasakan begitu kalutnya ibu itu, membesarkan seorang anak yang menderita penyakit Hydrocephalus yang begitu menyiksa, tangisnya mengalir membawa bulir-bulir kesedihan, memandang sang buah hati yang hanya tidur terpaku, dengan mata yang sulit untuk berkedip, kulit kepalanya dipaksa meregang karena cairan itu, sakitnya hatiku melihat itu semua, kubayangkann betapa sakitnya anak berumur 4 tahun itu merasakan tubuhnya yang mencabik-cabik jiwanya sendiri, air mataku pun meleleh, coba bayangkan, anak itu menangis, dia menangis, dari matanya keluar bulir kesedihan dan rasa sakit yang tak bisa kubayangkan.

Anak itu menanggung semua sakit itu sendirian, semua penderitaan itu, aku tak bisa meringankan sakitnya, lihat ia tak bisa berkedip, ia tak bisa memejamkan mata, karena kulit kepalanya tertarik, hingga kedua matanya terlihat membelalak, lalu bagaimana ia bisa tidur?
bagaimana ia bisa mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, bila pelupuk matanya saja sulit untuk tertutup, anak itu hebat dan luar biasa, q bertanya lagi pada driku,apa yg harus kulakukan, melihat keadaan di sekitarku yang begitu menyakitkan, betapa beratnya penderitaan ibu dan anak itu, ibu itu berkata, selama ini dia hanya berdoa agar Allah memberikan rizki untuknya, bukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, tapi untuk anaknya, anaknya yang menderita di usia semuda itu, setidaknya ada uang untuk membeli susu, setidaknya anaknya bisa minum susu, bisa makan, walaupun ia sendiri tidak makan.

Air mataku pun meleleh, hanya doa buk yang bisa saya berikan, maaf saya bukan dokter, maaf saya bukan orang kaya, maaf..maaf..
Adikku sayang,tegarlah, kamu harus kuat , jangan menangis, aku mendoakanmu, tersenyumlah, kau punya harta yang paling beharga di dunia ini, kau punya ibu yang tangguh, ibu yang juara nomor satu di dunia.
Mari berdoa bersanma-sama untuk ibu dan anak yang tangguh ini, agar Allah SWT meringankan bebannya.

Jumat, 24 Desember 2010

q pulang !!!!

Agenda kepulangan
Wisata kuliner
Reuni
Nonton TV
Bersepeda
Huf, PR akuntansi....

Sabtu, 11 Desember 2010