Selasa, 10 April 2012

Malam Malam Menjengkelkan

Malam ini ditemani sinar rembulan, langit begitu terang, terlukis pesisir awan berarak di atas sana, lagi-lagi aku mencoba mengingat tentang kita, yang tak pernah bertegur sapa atau sekedar basa basi bertanya, kita sudah mati, begitu aku menyebutnya.

Kita memang begini adanya, sama-sama terlalu segan untuk memulai, kita canggung dalam dunia kita, meski aku sudah mencoba melumerkan suasana, tapi pada akhirnya semua kembali lagi ke awal, sepi, menyendiri.

Biarkan bulan dan langit malam tertawa mengejekku, toh aku memang pantas menerimanya, karena aku terlalu pengecut untuk mengatakan, nyatanya diriku sudah dipenuhi dorongan-dorongan sinting tentangmu, yang aku pun tak yakin darimana asalnya.

Aku tak mau tidur malam ini, mimpi yang kulewati di malam-malam penantian sudah membuatku muak, jangan coba merasukiku dari bawah alam sadar, aku benci dengan semua ini, dengan kenyataan bahwa diriku terlalu lelah untuk mengingatmu.

Seperti yang kubilang, aku dan kamu sudah mati, kita sudah mati, tapi perasaan gila ini tak mau dianggap mati,
menjengkelkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar