Favim.com
Lupa
Hanya satu
hari di bulan kedua, ijinkan aku untuk lupa
Mengigau di
perbatasan malam menuju pagi, dini hari
Mengacaukan
urat mimpi dengan letupan penasaran
Terikat
kuat, tak bisa lepas, dia
Menunggu di
ujung jalan, menilik berkali-kali jam tangan
Detik
berdenting, lonceng pukul dua belas
Hanya satu
hari di bulan kedua, ijinkan aku untuk lupa
Terperangkap
keinginan kejutan kembang api
Terbawa ke
mimpi sampai siang hari
Penantian
tak pernah berujung jawaban
Mengacaukan
setapak demi setapak kisah karangan
Detiknya
berdenting, pecah tangis tak bersua
Hanya satu
hari di bulan kedua, ijinkan aku untuk lupa
Beranjak
merebahkan tubuh di kawah mimpi
Beringsut
menarik selimut, melawan epilog takdir
Kecewa
pasti, karena angan-angan sendiri, pahit
Sekali lagi
malam bulan ini terlewati, sepi
Detiknya
berdenting, sial perihnya tak mau pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar