Aku akan bercerita tentang sebuah omong kosong...
Rasanya mual sekali, saat sekelilingku berputar-putar, tapi
hanya aku yang stag di sini, menjadi satu titik dalam rangkaian orbit dimana
kamu yang menjadi pusat gravitasinya, aku hanya diam mengamati, memasang
tampang sedih, tapi sesekali terkikik geli, aku pintar bersembunyi dan gesit
sekali, mungkin kamu akan heran, karena seringnya diriku acuh tapi sebenarnya
peduli.
Kalau kau menyadari, dari beribu-ribu orang yang kau temui,
akulah yang paling aneh sekali, aku kecil-mungil-keras kepala, kalau kau suruh
pergi, aku tak mau, kalau kau suruh diam disini, aku pura-pura pergi, memang
begini, dan akhirnya jadi aku yang kelimpungan sendiri.
Aku memang penghafal yang baik, dari tiap jentikan jari,
riap-riap rambut kecil, hingga kedipan mata, aku bisa mengingatnya untuk berhari-hari,
pintar memang, tapi kamu tak tahu kalau dari semua yang kau lakukan terlihat
menarik bagiku, meski kenyataannya aku harus sedikit kewalahan menyimpannya
satu per satu.
Perutku rasanya seperti diaduk-aduk, seperti habis naik
roller coster, kepalaku pening sekali, seperti habis naik komedi putar,
jantungku kembang kempis, seperti ketika mencapai titik tertinggi bianglala, jadi
salah siapa semua ini?
Kalau ada kata-kata yang keluar dari mulutku sekarang ini,
kau bisa menganggapnya sebagai sebuah omong kosong...
Jadi jangan dengarkan aku begitu saja, jangan lihat aku dari
luarnya saja, karena aku memang berbeda dan kau tak kan bisa menemukan diriku
yang sebenarnya jika kau melakukannya sama seperti orang kebanyakan.
Lihat, dengarkan, dan percayai dengan hatimu, karena hati
bukanlah omong kosong melulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar